Adahal unik mengenai asal muasal Jenang di Kudus ini, beberapa narasumber menceritakan adanya Tradisi Tebokan. Kirab Tebokan merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi dan sejarah pembuatan jenang. hal itu tidak terlepas dari kisah Mbah Dempok dan cucunya. Konon, ketika Mbah Dempok Soponyono sedang bermain burung dara di tepi Sungai
VDmdc. Jenang Kudus adalah makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Jenang Kudus oleh-oleh khas dari Kudus. Secara garis besar, perbedaan antara jenang kudus dan dodol garut terletak pada testurnya. Dodol garut cenderung keras, sebaliknya jenang kudus cenderung empuk. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, dibungkus plastic bening, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Di Kudus, ada ratusan industri rumahan pembuat Jenang Kudus. Rasa dari Jenang Kudus adalah manis. Proses produksi dengan adonan bahan tradisional mudah dikerjakan walau secara manual. Jenang kudus adalah makanan khas Indonesia. Namun, anda tidak hanya akan menjumpainya di dalam negeri, seperti di Jawa, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Arab Saudi. Sebagai makanan khas, jenang atau dodol merepresentasikan citarasa masyarakat Indonesia akan sebuah makanan. Sementara itu, untuk kemasan jenang kudus dan Mubarok dipasarkan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, dan tetap pula dipercaya sebagai pemasok makanan kecil bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, khususnya saat musim haji 2001. Sejarah Jenang Kudus Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus salah satu anggota Wali Sanga menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok. Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Memang desa yang terletak di wilayah kecamatan Kota Kudus ini dikenal sebagai cikal bakal dan sekaligus pusat produsen jenang kudus. Sampai sekarang masih banyak warga setempat yang berusaha di bidang ini. resepnya Jenang Kudus Bahan dan Cara Pembuatan Jenang Kudus 1. Bahan-bahan a. 1 bungkus tepung beras b. 250 g tepung ketan c. 1 ½ kg gula merah d. 100 g wijen e. 250 g gula pasir f. ml santan dari 2 butir kelapa 2. Cara membuatnya a. Campur tepung beras dan tepung ketan, aduk dengan santan hingga rata b. Masukkan gula merah, gula pasir yang sudah dicairkan dan wijen. c. Masak adonan hingga kental dan bisa dibentuk cetakan sesuai selera. d. Jenang kemudian dibungkus pada plastic putih kecil masukan dalam dus dan siap dipasarkan. Lampiran Proses pembuatan jenang Kudus 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Dinginkan adonan ke dalam cetakan 2. Masukkan semua adonan dan dimasak ke dalam tungku besar 4. Jenang diiris sesuai selera 5. Adonan diaduk terus sampai matang 6. Jenang dibungkus dengan plastic bening Jenang Kudus
Museum Jenang Kudus menjadi salah satu tempat yang wajib untuk dikunjungi saat berada di kota penghasil rokok kretek terbesar ini. Tempat ini menyuguhkan kepada para pengunjungnya sejarah perjalanan “jenang” sebagai warisan budaya dan oleh-oleh khas kota Kudus Jawa museum di dominasi oleh kayu serta interior yang berwarna cokelat dan membuatnya nampak begitu menarik sekaligus cantik. Di Museum Jenang ini para pengunjung akan diajak berkelana seolah-seolah kembali ke masa lampau melalui sebuah karya visual yang berupa diorama, lukisan, ornamen-oranmen, miniatur, foto-foto tempo dulu, dan masih banyak lagi lainnya. Bisa dibilang Museum Jenang Mubarok ini termasuk dalam wisata Kudus paling populer dan menarik minat banyak wisatawan dari luar Tiket MasukAlamat dan Rute LokasiFasilitasSpot WisataTips BerkunjungHarga Tiket MasukFoto wisata sejarah di Kudus berupa museum ini sedikit banyak menjelaskan secara detail tentang jenang. Mulai dari bahan-bahannya, cara membuat serta mengolah hingga dikemas dan siap diedarkan lalu sampai ditangan secara langsung berbagai sudut instagenic di Museum Jenang Mubarok Kudus tak perlu keluar banyak uang. Harga tiket masuk Museum Jenang Kudus yakni hanya sebesar saja per orangnya, murah sekali kan?Meski Kudus sendiri terkenal dengan rokok kreteknya, namun Jenang juga menjadi ikon kota ini lho. Untuk itu saat berada di kota Kudus, jangan lupa luangkan waktu sejenak untuk singgah di Museum Jenang ini sebelum datang, ketahui lebih dahulu jam operasional museumnya ya agar anda tidak kecele’. Jam operasional Museum Jenang Kudus mulai pukul – WIB dan buka di setiap dan Rute LokasiFoto Museum Jenang Kudus berada di lantai dua gerai Jenang Mubarok Food. Jadi saat akan berkunjung kesini, anda bisa sekalian beli oleh-oleh dan memborong camilan yang manis dan legit Museum Jenang Kudus yakni di Jl. Sunan Muria Kelurahan Glantengan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Dari alun-alun Kudus sendiri jaraknya cukup dekat, hanya sekitar 750 m dengan menempuh perjalanan selama 10 menit jalan cukup mudah dilalui dengan aspal yang baik dan minim tikungan apalagi tanjakan. Terpasang beberapa plang penunjuk arah guna mengarahkan tiap kendaraan wisatawan untuk bisa langsung menuju letak Museum Jenang anda masih merasa kesulitan dengan jalan mana yang harus di lalui, tak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan maps dibawah ini untuk memudahkan perjalanan menuju Museum Jenang Kudus yang juga ke –> Waterpark Mulia WisataFasilitasFoto dalam salah satu tujuan jalan-jalan favorit bagi para pelancong yang datang dari berbagai daerah. Sudah di dukung dengan sarana serta fasilitas memadai agar pengunjung betah berlama-lama di Museum Jenang Museum Jenang Kudus di antaranya adalah Area parkir memadaiKamar mandiMusholaSewa baju adatKios oleh-olehCafeSpot foto instagramableBangunan museum yang berdiri sejak 2017 ini juga menyediakan persewaan baju adat Kudus untuk menjadi pelengkap saat foto-foto. Dan yang tak kalah penting, bahwa museum ini sangatlah rapi dan terjaga kebersihannya dan membuatnya nampak begitu juga –> Air Terjun MontelSpot WisataFoto banyak sekali spot menarik yang dapat anda temukan dan menjadikannya latar belakang saat mengabadikan momen. Diorama, aneka lukisan, ornamen-ornamen unik, miniatur keren, dan foto-foto tempo dulu menjadi spot terbaik di Museum Jenang aneka ragam spot yang ada begitu memanjakan dahaga fotografi anda disini. Karena semuanya di desain dengan begitu cantik dan sangatlah anda akan menemukan rumah adat khas Kudus, beserta komplek Masjid Menara yang tersusun dengan rapi dalam sebuah maket. Dan juga tiap miniaturnya dilengkapi oleh penjelasan singkat yang membantu pengunjung lebih mengerti makna tiap-tiap menyenangkan, datang ke Museum Jenang Kudus juga akan membuat anda menambah banyak sebelumnya –> Ternadi KudusTips BerkunjungFoto tips berkunjung yang bisa anda simak dibawah ini guna menjadikannya referensi sebelum datang ke dan perkirakan dengan baik waktu kunjungan wisata ootd terbaik yang anda miliki untuk menambah kesan foto agar lebih diri anda dalam keadaan sehat agar momen berwisata terasa lebih serta menjaga kebersihan dan kerapian area keras mengambil segala sesuatu yang menjadi pajangan di jaga tutur kata dan tingkah laku dimanapun anda lupa membawa kamera untuk selfie, foto rame-rame dan rekam beberapa tadi ulasan mengenai bangunan bersejarah Museum Jenang Kudus secara singkat yang rekomended untuk mengisi akhir pekan anda bersama keluarga. Eksplorasi area musem dan juga menyimak kisah-kisah dibaliknya akan membuat sensasi berwisata terasa semakin bermakna.
FilterMakanan & MinumanKueMinumanMakanan RinganMakanan JadiKesehatanObat - ObatanMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata produk untuk "jenang kudus mubarok" 1 - 60 dari Jenang Kudus Mubarok Kombinasi SelatanDingdong 1 rb+AdJenang Jawa Krasikan MagelangJenang Jawa 250+AdJenang Kudus Mubarok Tas Aneka Rasa SelatanDingdong 100+AdHosti Polos untuk Perjamuan Kudus Bread of Life - 250 20 rbJakarta TimurGod's Love 60+AdSisa 2Jenang Dodol Kudus Mubarok Moka SelatanDingdong 500+Dodol Jenang Kudus Mubarok Kombinasi SelatanDingdong 1 rb+Sisa 2Jenang Dodol Kudus Mubarok Moka SelatanDingdong 500+Jenang Dodol Kudus Mubarok Cappucino SelatanDingdong 100+Jenang Kudus Mubarok Moka, Dos 10x4 s' Mub. Besar KudusJenang Kudus 250+Jenang Kudus Mubarok Tas Aneka Rasa SelatanDingdong 100+
Sepertinya Anda menggunakan alat otomatisasi untuk menelusuri situs web kami. Mohon verifikasi bahwa Anda bukan robot Referensi ID a8ce3a61-0a31-11ee-aeaa-6f4344776f4b Ini mungkin terjadi karena hal berikut Javascript dinonaktifkan atau diblokir oleh ekstensi misalnya pemblokir iklan Browser Anda tidak mendukung cookie Pastikan Javascript dan cookie diaktifkan di browser Anda dan Anda tidak memblokirnya.
Kudus selain memiliki Masjid Menara Kudus yang masyhur, juga memiliki nama besar di bidang kuliner. Jenang telah identik dengan Kudus, sehingga berkunjung ke Kudus tak lengkap bila tak membawa buah tangan berupa jenang. Jenang sendiri sebagai oleh-oleh khas Kudus banyak dijumpai di daerah yang berjuluk Kota Kretek itu. Namun, jenang paling terkenal adalah jenang merek Mubarok yang disebut-sebut sebagai pelopor jenang di Kudus. Mubarok-lah yang membawa jenang Kudus dikenal dan bahkan boleh dibilang telah go national. Jenang Kudus merek Mubarok telah menempuh perjalanan yang tidak pendek alias telah melewati masa tempuh yang cukup panjang. Sejarah perjalanan panjang jenang Kudus, terutama merek Mubarok itu, dapat ditelisik di Museum Jenang yang terletak di Jalan Sunan Muria 33, Kota Kudus, Kudus. Museum Jenang didirikan oleh PT Mubarokfood Cipta Delicia—perusahaan yang memproduksi jenang merek Mubarok—sebagai tempat untuk mengenalkan produk jenang dan sejarahnya kepada khalayak luas. Museum Jenang digagas tepat pada momentun jenang merek Mubarok berusia satu abad, yaitu pada 2010. Meski baru tujuh tahun kemudian, yaitu pada 24 Mei 2017, gagasan itu terealisasi dan Museum Jenang—sebagai museum jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia, diresmikan. Sejarah Jenang Kudus Bangunan dua lantai itu dibagi dalam dua bagian. Bangunan bawah adalah gerai Mubarok Food yang menyediakan produk jenang Kudus merek Mubarok dengan berbagai varian rasa, beserta pilihan aneka produk oleh-oleh lainnya. Adapun Museum Jenang menempati lantai dua. Begitu naik tangga dan masuk ke ruang museum, kita akan disambut oleh interior ruangan yang klasik dan memikat. Segera di ruangan ini kita disuguhi sebuah informasi yang disematkan pada sebuah papan kayu yang dibuat artistik yang berisi sekilas riwayat asal-usul jenang Kudus. Dari sini kita menjadi tahu bahwa entitas jenang Kudus sudah ada sejak beratus tahun lampau dan berkait erat dengan sosok Sunan Kudus. Intisari tulisan itu dapat sebutkan, asal-usul jenang Kudus berawal ketika cucu Mbah Denok Soponyono sedang bermain burung merpati di tepi sungai, lalu tercebur dan hanyut. Anak tersebut ditolong oleh warga. Saat itu, melintaslah Sunan Kudus dan muridnya, Syekh Jangkung, dan menghampiri warga yang sedang berkerumun. Replika patung orang sedang mengaduk jenang/Badiatul Muchlisin Asti Sunan Kudus berkesimpulan bahwa anak tersebut sudah mati. Namun Syekh Jangkung mengatakan bahwa anak tersebut hanya mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta para ibu untuk membuat jenang. Dari situlah kemudian Sunan Kudus berucap, “Suk nek ono rejaning jaman, wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya, suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Dari legenda itulah, produksi jenang Kudus di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota Kudus, kemudian berkembang hingga sekarang. Bahkan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah usaha jenang, setiap tanggal 1 Muharram digelar Kirab Tebokan atau disebut juga Arak-arakan Jenang. Di museum itu juga digambarkan tentang proses pembuatan jenang melalui patung orang yang sedang mengaduk jenang. Berbagai alat membuat jenang yang dulu dipakai untuk membuat jenang juga di-display, sehingga bisa mengantarkan imaji pengunjung pada proses pembuatan jenang dari masa ke masa. Misalnya ada mesin parut kelapa; mesin peras kelapa; alat susuk, alu penumbuk dan tebok tempat jenang; lumpang; mesin mixer pengolahan jenang; dan mesin inkjet printing/labeling. Dipajang pula potret pendiri dan pengelola jenang Kudus merek Mubarok dari generasi ke generasi, yang hingga sekarang telah memasuki generasi ketiga. Dimulai perintis pertama jenang Mubarok, pasangan H. Mabruri dan Hj. Alawiyah sejak tahun 1910 hingga tahun 1940. Lalu diteruskan generasi kedua, pasangan Sochib dan Hj. Istifaiyah sejak tahun 1940 hingga tahun 1992. Lalu generasi ketiga, pasangan H. Muhammad Hilmy, SE dan Hj. Nujumullaily, SE sejak tahun 1992 hingga sekarang. Diorama Pasar Bubar tahun 1930-an tempat jenang Mubarok dipasarkan pertama kali dari tangan ke tangan/Badiatul Muchlisin Asti Di Museum Jenang juga dihadirkan diorama Pasar Bubar—tempat dulu generasi pertama jenang Mubarok memasarkan jenangnya dari tangan ke tangan pada sekitar tahun 1930-an. Pasar Bubar dulu terletak di sekitar Masjid Menara Kudus yang kini telah beralih wahana menjadi area parkir dan taman Menara Kudus. Dengan melihat diorama Pasar Bubar, pengunjung dapat melihat proses transaksi dan cara penjualan jenang di masa itu. Tak Sekadar Soal Jenang Namun Museum Jenang tak hanya soal jenang. Museum juga menggambarkan sejarah Kudus pada umumnya. Di mulai dari adanya desain bangunan nan eksotik berupa tembok pagar keliling yang dibuat dari batu bata merah, yang mengingatkan pada gaya bangunan kerajaan Jawa kuno. Lalu di bagian tengahnya terdapat replika Menara Kudus dengan dimensi tinggi sekira 6 meter. Juga terdapat miniatur Masjid Menara Kudus dan kompleks makam Sunan Kudus. Replika Menara Kudus dengan tinggi sekira 6 meter/Badiatul Muchlisin Asti Ada pula Rumah Adat Kudus di Museum Jenang. Rumah adat Kudus yang biasa disebut dengan istilah “joglo Kudus” ini merupakan salah satu rumah tradisional masyarakat Kudus. Rumah adat ini juga lazim disebut “atap pencu” dengan model bangunan yang didominasi seni ukir khas Kudus dan mencerminkan secara padu akulturasi budaya Jawa Hindu, Persia Islam, Cina Tionghoa, dan Eropa Belanda. Rumah adat Kudus yang disebut juga joglo Kudus/Badiatul Muchlisin Asti Lebih jauh lagi, museum juga menampilan foto Bupati Kudus dari masa ke masa yang dipasang secara berjajar. Juga dipajang beberapa foto Bupati Kudus tempo dulu dalam berbagai fragmen, seperti foto Bupati Kudus saat berpose dengan Bupati Demak tahun 1868, foto Bupati Kudus Raden Mas Toemenggoeng Tjondronegoro bersama saudara-saudaranya tahun 1867, foto Bupati Kudus Raden Panji Toemenggoeng Hadinoto dan keluarganya di Pendopo Kabupaten tahun 1924, Bupati Kudus Raden Panjie Toemenggoeng Hadinotodan pejabat Belanda di Pendopo Kabupaten tahun 1925, dan banyak lagi. Potret Bupati Kudus dari masa ke masa/Badiatul Muchlisin Asti Museum juga menampilkan berbagai potret tokoh kretek Kudus Niti Semito dan berbagai potret Kudus tempo dulu, seperti Jembatan Kereta Api di Tanggulangin tahun 1900, Interior Pendopo Kabupaten Kudus tahun 1923, Stasiun Kereta Api Tahun 1936, Kantor Polisi Kudus tahun 1928, Alun-alun Kudus Tahun 1936, Petugas Telkom Kudus tahun 1938, dan potret lawas lainnya. Ruang Gusjigang dan Pesan Persaudaraan Selain menampilkan sejarah jenang dari masa ke masa dan sejarah Kudus melalui pekbagai replika, diorama, dan potret, di Museum Jenang juga terdapat ruang khusus yang dinamakan Ruang Gusjigang atau Gusjigang X-Building. Pengunjung Museum Jenang langsung bisa masuk dan mengeksplorasi berbagai spot yang ditampilkan di ruang ini. Di antaranya, di ruang ini pengunjung dapat membaca kilas biografi/sejarah tokoh ulama Kudus dan pengusaha masa lalu Kudus di antaranya biografi Sunan Kudus, Sunan Muria, Kiai Telingsing, KH. Raden Asnawi, KH. M. Arwani Amin, KH. Turaichan Adjhuri, RMP. Sosrokartono, Nitisemito, H. Djamhari, dan lain sebagainya. Selain itu ditampilkan pula berbagai literasi dan puisi tentang Gusjigang karya penyair nasional maupun lokal Kudus, antara lain puisi karya KH. Mustofa Bisri Gus Mus, Lukman Hakim Saifuddin Menag RI 2014 – 2019, Emha Ainun Nadjib, Habib Anis Soleh Ba’asyin, Sosiawan Leak, Jumari HS, Mukti Sutarman SP, Nur Said EL-Qudsy, Shofiyan Hadi, Bin Subiyanto, Hasan Elmore, Lily Hilmy, dan lainnya. Omah Kapal yang dibangun pada tahun 1930-an dan pernah menjadi landmark Kota Kudus/Badiatul Muchlisin Asti Di Ruang Gusjigang juga terdapat Ruang Galeri Al-Quran dan Asmaul Husna, Omah Kembar dan Pesawat Fokker Nitisemito, Omah Kapal, dan Ruang Trilogi Ukhuwah. Di Ruang Trilogi Ukhuwah pengunjung dapat menyelami pesan-pesan persaudaraan, utamanya dalam konteks dua ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. Keduanya disebut-sebut sebagai dua kekuatan terbesar Islam Indonesia yang harus bergandengan tangan untuk membangun Indonesia. Apalagi mengingat kedua ormas tersebut didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari NU dan KH. Ahmad Dahlan Muhammadiyah, yang keduanya pernah menimba ilmu pada guru yang sama atau tunggal guru, sehingga tidak ada alasan untuk tidak bersatu dan bergandengan tangan. Trilogi Ukhuwah sendiri mengandung tiga pesan persaudaraan meliputi ukhuwah Islamiyah persaudaraan antar sesama muslim, ukhuwah wathoniyah ikatan kebangsaan, dan ukhuwah basyariyah ikatan kemanusiaan. Ketiga persaudaraan itulah pondasi penting dalam membangun negeri dan menguatkan NKRI. Gusjigang sendiri yang menjadi nama bagi ruang ini merupakan falsafah masyarakat Kudus sebagai local wisdom dan local culture serta ajaran moral kehidupan warisan Sunan Kudus. Spirit Gusjigang terdapat dalam akronim Gusjigang yaitu baGUS akhlaknya spiritual, pinter ngaJI intelektual, dan terampil daGANG entrepreneurship. Melalui filosofi inilah Sunan Kudus menuntun para pengikutnya dan masyarakat Kudus menjadi orang-orang yang memiliki kepribadian yang bagus, tekun mengaji, dan mau berusaha atau berdagang. Sangat menarik bukan? Jadi, bila ke Kudus, jangan lupa mampir ke Museum Jenang. Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu. /Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Penulis lepas di media cetak dan online, menulis 60+ buku multitema, pendiri Rumah Pustaka BMA, dan penikmat sejarah kuliner tradisional Indonesia
cara membuat jenang kudus mubarok