Dalampembangunan ekonomi suatu negara kewirausahan mempunyai peranan penting. Global Enterpreneurship Monitor (GEM) menemukan bukti bahwa hubungan antara kewirausahaan dan pembangunan ekonomi mampu mendirikan suatu negara sejahtera karena unggul dalam kualitas untuk mengorganisasikan sumber daya yang diperlukan dalam
Iniadalah sarana riset untuk berbagai publikasi dalam berbagai bahasa yang diproduksi oleh Saksi-Saksi Yehuwa. PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal. Akhirnya, Suatu Fondasi Baru di Kenya; Upaya-Upaya untuk Membantu; Tibanya para Lulusan Gilead; 1958—Tahun yang Patut Diingat
Kinerjaadalah suatu konsep kontekstual terkait dengan fenomena yang sedang dipelajari, sehingga langkah-langkah yang digunakan untuk mewakili kinerja dipilih berdasarkan keadaan perusahaan yang sedang diamati. Penilaian kinerja merupakan aktivitas penting bagi suatu perusahaan sebagai proses evaluasi seluruh aktivitasnya.
Sebagaiproses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk . 12 BAB II . A. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat 1. Pengertian Pemberdayaan Istilah pemberdayaan (empowerment) menurut Ginanjar Kartasasmita, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan
pengawasanadalah penilaian dan koreksi atas pelayanan pelayanan kerja yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang digunakan untuk mencapainya. 2.1.2. Arti Penting Pengawasan Pengawasan mencakup mengevaluasi pelaksanaan kerja dan jika
9xXPaeB. Pendahuluan Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan utama dalam bisnisnya, yaitu memperoleh keuntungan dan mencari kekuasaan ekonomi. Namun, upaya untuk mencapai tujuan tersebut seringkali menimbulkan persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor yang sama. Sebagai pelaku bisnis, perusahaan harus mampu mencari strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan dan mencapai tujuan utama mereka. Salah satu strategi yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mencari kekuasaan ekonomi adalah dengan menjadi market leader. Perusahaan yang berhasil menjadi market leader akan memiliki kekuatan untuk menentukan harga produk dan jasa yang ditawarkan, menarik lebih banyak konsumen, dan mengurangi persaingan dari pesaing-pesaingnya. Namun, untuk menjadi market leader bukanlah hal yang mudah. Perusahaan harus mampu mengembangkan produk dan jasa yang unggul, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, dan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dengan baik. Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengelola biaya produksi dengan efisien dan mengoptimalkan distribusi produk dan jasa mereka. Inovasi Produk dan Jasa Perusahaan juga harus mampu berinovasi dalam menciptakan produk dan jasa yang unik dan berbeda dari pesaing-pesaingnya. Inovasi produk dan jasa dapat menghasilkan nilai tambah bagi konsumen, sehingga konsumen lebih memilih produk dan jasa dari perusahaan tersebut dibandingkan pesaing-pesaingnya. Inovasi produk dan jasa juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas pasar dan meningkatkan pangsa pasar mereka. Hal ini akan membuat perusahaan semakin kuat dalam persaingan dan meningkatkan kekuasaan ekonominya. Promosi dan Pemasaran Promosi dan pemasaran juga merupakan hal yang penting dalam mencari kekuasaan ekonomi. Perusahaan harus mampu mempromosikan produk dan jasa mereka dengan baik agar lebih dikenal oleh konsumen. Selain itu, perusahaan juga harus mampu membuat strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Promosi dan pemasaran yang baik juga dapat membantu perusahaan untuk membangun citra yang positif di mata konsumen. Citra yang positif akan membuat konsumen lebih percaya dan lebih memilih produk dan jasa dari perusahaan tersebut dibandingkan pesaing-pesaingnya. Pengembangan Jaringan Distribusi Pengembangan jaringan distribusi juga merupakan hal yang penting dalam mencari kekuasaan ekonomi. Perusahaan harus mampu mengoptimalkan jaringan distribusi mereka agar produk dan jasa mereka dapat tersedia dengan mudah di pasar. Hal ini akan membuat perusahaan semakin dikenal oleh konsumen dan memperluas pasar mereka. Selain itu, pengembangan jaringan distribusi juga dapat membantu perusahaan untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi dalam proses distribusi produk dan jasa mereka. Penutup Dalam persaingan bisnis yang ketat, perusahaan harus mampu mencari strategi yang tepat untuk mencapai tujuan utama mereka. Strategi-strategi seperti menjadi market leader, berinovasi dalam produk dan jasa, melakukan promosi dan pemasaran yang baik, serta mengembangkan jaringan distribusi yang efektif dapat membantu perusahaan untuk mencari kekuasaan ekonomi. Namun, perusahaan juga harus mampu mengelola risiko dan mengantisipasi perubahan pasar agar tetap dapat mempertahankan kekuasaan ekonomi mereka.
Kekuasaan Dalam Ekonomi Internasional – Keberadaan suatu teori sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan terhadap pelbagai fenomena dengan melihat pada unit analisisnya individu, komunitas, organisasi, negara, asosiasi regional, atau gabungan antara pelbagai aktor;tingkat analisisnya mikro, mezzo atau makro yang juga identik dengan lokal/kecil, nasional/menengah, dan internasional/ besar;keterkaitan antara variabel-variabelnya independen atau dependen;regularitasnya, yaitu apakah pola-pola tertentu berulang;kemungkinan untuk melakukan generalisasi terhadap suatu fenomena tertentu; sertamemprediksi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu fenomena pengamat beranggapan bahwa valid atau tidaknya suatu teori dapat dinilai dan solid atau tidaknya proposisi-proposisi yang dikemukakannya; jelas atau tidaknya gambaran tentang keterkaitan antar variabel yang ada dan lemah atau kuatnya daya prediksi teori tersebut. Walaupun tidak semua teori harus mampu melakukan prediksi, sebuah teori sekurang-kurangnya harus mampu memberikan eksplanasi logis terhadap berbagai kejadian yang ada. Sebagai contoh, dalam disiplin hubungan internasional teori Balance of Power Perimbangan Kekuatan yang dikemukakan kaum Realis dapat menjelaskan perilaku ofensif sebuah negara. Dengan berasumsi bahwa setiap negara mempunyai kecenderungan untuk memaksimalkan pencapaian kepentingan nasional dan kewajiban untuk meminimalisir ancaman dari luar, maka teori ini dapat memberikan eksplanasi logis terhadap perlombaan persenjataan serta persekutuan dan perseteruan antarnegara. Di dalam konteks pembangunan ekonomi, Teori Ketergantungan Dependency menjelaskan ketimpangan hubungan ekonomi antara negara maju dan berkembang. Menurut teori ini. hubungan eksploitatif yang memungkinkan repatriasi surplus produksi dari negara-negara satelit ke negara-negara pusat metropok telah membagi dunia menjadi dua bagian negara-negara maju yang dengan kekuatannya mendominasi pasar dunia, dan negara-negara terbelakang yang terus-menerus menyuplai produk dan profit ke negara-negara maju. Di dalam bisnis internasional terdapat salah satu macam pendekatan yang umum dipakai oleh para pakar dalam menganalisis fenomena transaksi ekonomi antarbangsa di berbagai literatur, yaitu pendekatan berorientasi kekuasaan power. Pendekatan Kekuasaan Dalam Ekonomi Internasional Pendekatan kekuasaan power dalam ekonomi internasional menekankan pada pentingnya faktor kekuasaan di dalam menganalisis hubungan ekonomi antarbangsa. Sebagaimana dikatakan Robert Keohane 1984 “Di dalam perekonomian dunia, kapan pun juga, para pelakunya menggunakan kekuasaan power untuk saling memberikan pengaruh satu sama lain agar dapat mencapai tujuan masing-masing. Hal inilah yang membuat ekonomi internasional sarat dengan muatan politik”. Secara sederhana, kekuasaan dapat dipahami sebagai kemampuan suatu pihak individu maupun lembaga untuk mencapai tujuan, baik dengan cara persuasi maupun pemaksaan kehendak. Di dalam bukunya, Economy and Society 1978, Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai “suatu situasi di mana aktor tertentu dalam melakukan hubungan sosial cenderung melakukan kehendaknya sendiri dalam menghadapi resistensi yang datang dari pelbagai pihak”. Sistem ekonomi pasar pun tidak lepas dari unsur kekuasaan. Sekalipun para pemikir liberal beranggapan bahwa mekanisme pasar dapat dengan sendirinya menciptakan kemakmuran bersama, persoalan bagaimana kemakmuran itu didistribusikan sering kali menjadi masalah besar. Elemen kekuasaan sering kali terlibat dalam menentukan siapa menerima bagian terbanyak di dalam berdaulat. Sejak akhir 1970-an, negara menjadi perhatian utama para pakar ekonomi-politik bersamaan dengan makin kuatnya perspektif negara dalam wacana politik. Ada dua hal yang mendorong negara dalam mendominasi kegiatan politik-ekonomi. Pertama, kecenderungan negara untuk selalu “mengungguli” pelbagai kekuatan kemasyarakatan dan membendung pelbagai tekanan yang datang dari kelompok maupun organisasi di luar negara. Keunggulan ini ditentukan oleh pelbagai cara. Pada masyarakat demokratis, keunggulan negara ditentukan oleh proses bargaining tawar-menawar, sedangkan pada masyarakat nondemokratis, keunggulan negara sering ditentukan oleh penggunaan kekerasan. Kedua, negara dianggap mampu untuk memaksakan kehendaknya kepada rakyat bilamana perlu. Dalam konteks ini Eric Nordlinger 1981 berbicara tentang strong state yang mengacu pada kemampuan negara untuk melakukan keinginannya tanpa hambatan berarti dari pihak-pihak lain. Karena negara memonopoli penggunaan kekerasan dan berhak untuk melindungi kepentingannya dengan seperangkat peraturan dan undang-undang, maka posisinya selalu sebagai pemegang privilege hak istimewa di dalam proses tawar-menawar dengan kekuatan-kekuatan yang datang dari masyarakat. Di dalam kajian ekonomi-politik internasional, teori yang dianggap paling mewakili pendekatan berorientasi pada kekuasaan dalam ekonomi internasional adalah Teori Stabilitas Hegemoni Hegemonic Stability Theory. Oleh para pencetusnya — Charles Kindleberger, Stephen Krasner, dan Robert Keohane — teori ini dipakai untuk menjelaskan stabilitas perdagangan internasional di bawah payung hegemoni Amerika Serikat. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa stabilitas perekonomian dunia dapat tercipta jika ada satu kekuatan hegemonis yang kekuatannya militer maupun ekonomi — tidak dapat diimbangi oleh negara mana pun Hadiwinata, 1993 17. Stabilitas terjadi karena negara hegemonis dapat menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya termasuk kekuatan militer untuk memaksa pihak lain agar mematuhi peraturan dan standar perilaku internasional Kindleberger, 1973; Krasner, 1976; Gilpin, 1987. Robert Cox 1993 62 menggambarkan hegemoni sebagai suatu manifestasi struktur sosial, ekonomi, dan politik yang diekspresikan dalam bentuk norma-norma universal, institusi-institusi dan mekanisme-mekanisme yang mendasari aturan dan tingkah laku negara serta civil society yang melampaui batas-batas nasional — suatu tatanan yang menopang mode produksi yang dominan. Di bawah hegemoni AS sistem perdagangan bebas dapat menjamin terjadinya Balance of Power dan stabilitas. Menurut Kindleberger 1973, bagaimanapun liberalnya sebuah sistem internasional, stabilitas tidak akan pernah terwujud jika tidak ada kekuatan hegemonis yang dapat “menghukum” para pelanggar atau “memberikan imbalan” bagi mereka yang mematuhi peraturan maupun ketentuan. Pada masa pasca-Perang Dunia II, proyek rekonstruksi politik-ekonomi dunia dijalankan di bawah pengawasan AS sebagai kekuatan hegemonis. Proyek ini meliputi Marshall Plans, pembentukan lembaga keuangan internasional IBRD World Bank dan IMF, serta pelembagaan sistem perdagangan bebas dalam bentuk GATT General Agreement on Tariffs and Trade. Melalui lembaga-lembaga tersebut AS — dengan dibantu oleh Eropa Barat — memberlakukan sistem pasar bebas. Hingga awal dekade 1970-an AS berperan sebagai penjamin sistem pertukaran dunia melalui pemberlakuan sistem konversi langsung US dollar terhadap harga emas. Sekalipun pada dekade 1980-an, sistem perdagangan bebas sempat terguncang oleh berbagai konflik yang melibatkan AS, Jepang, dan Uni Eropa, namun pada dekade 1990-an AS kembali memainkan peran besar dalam memberlakukan prinsip perdagangan bebas di dalam konteks WTO World Trade Organization. Sejak pertemuan Marakesh pada tahun 1994, agenda WTO dapat disesuaikan dengan kepentingan AS untuk menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas dan terbuka. Secara ekonomis, sistem perdagangan bebas memang lebih menguntungkan negara-negara besar yang dapat dengan mudah berpindah dari satu bidang ke bidang lainnya. Teori Stabilitas Hegemoni beranggapan bahwa sistem kapitalisme dunia yang berlaku saat ini erat berkaitan dengan dominasi AS. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah Mengapa AS begitu dominan? Gilpin 1981 berusaha menjawab pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa di dalam sistem perekonomian bebas — di mana para aktor bebas untuk melakukan transaksi — mereka yang berproduksi secara lebih efisien akan menghasilkan keuntungan lebih dari yang lainnya. Maka, tidak mengherankan jika AS — yang dianggap paling efisien secara ekonomis maupun politis — menjadi kekuatan terbesar dunia tanpa dapat diimbangi oleh negara-negara lain Gilpin, 1981 129. Alasan lainnya adalah perang dingin. Di sini kekuasaan dalam ekonomi internasional nampak. Liberalisme vs Sosialisme Pembagian dua kubu Liberalistne/Kapitalisme dan Komunisme/Sosialisme, di mana AS tampil sebagai pembela utama kekuatan liberal-kapitalis seolah-olah memberikan justifikasi bagi pelbagai aksi militer dan ekonomi AS di pelbagai wilayah dunia. Dengan dalih untuk menciptakan stabilitas perekonomian dunia dan upaya untuk membendung pengaruh ideologi radikal komunisme, maka AS merasa berhak untuk menggunakan kekuatan militernya yang besar untuk mengukuhkan diri sebagai sebuah kekuatan hegemonik dunia Hadiwinata, 1993. Secara historis, kebenaran asumsi teori ini dibuktikan oleh fakta bahwa sejak masa prasejarah hingga saat ini stabilitas politik ekonomi dunia tercipta di bawah perlindungan kekuatan-kekuatan hegemonik seperti Imperium Romawi pada masa Pax Romana 100 SM – 300, Belanda pada masa Pax Holanda 1200-an hingga 1600-an, Inggris pada masa Pax Britanica 1600-an hingga awal 1900-an, dan AS pada masa Pax Americana 1940-an hingga saat ini. Pax Americana bermula dari pertumbuhan pesat perekonomian AS. Antara tahun 1946 – 1949, AS menikmati surplus neraca pembayaran yang sangat signifikan. Supremasi teknologi dan kapasitas organisasional bangsa Amerika telah menghasilkan penumpukan kesejahteraan dari hasil transaksi produk dan jasa. Melalui pelbagai perusahaan multinasionalnya yang tersebar ke mancanegara, AS mengontrol perekonomian dunia. Pada awal dekade 1970-an, misalnya, perusahaan-perusahaan multinasional AS menguasai 52 persen dari seluruh investasi asing di dunia. Maka bagi AS, proteksionisme atau nasionalisme ekonomi dianggap berbahaya karena dapat menghambat peredaran barang dan jasa serta merusak kelancaran aliran modal antarnegara. Dalam konteks ini AS memainkan peran sebagai “bearer of world capitalist leadership” pemimpin kapitalisme dunia dengan menekankan pada prinsip pasar bebas keterbukaan Krasner, 1982. Terlepas dari fakta yang mendukung kebenaran asumsi-asumsinya, Teori Stabilitas Hegemoni mendapat kritikan tajam dari beberapa pakar. Salah seorang pengkritiknya, Robert Keohane, justru adalah orang yang sebelumnya merupakan salah satu pencetus teori ini. Menurut Keohane 1984, ukuran kekuatan power suatu negara yang dipakai teori ini terlalu mengandalkan pada faktor-faktor yang dapat dilihat tangible resources seperti GDP Gross Domestic Product, kekuatan militer, pemilikan sumber-sumber alam, jumlah penduduk, luas wilayah, dan lain-lain; serta kurang memberikan perhatian pada faktor-faktor yang tidak dapat dilihat intangible resources seperti kemampuan diplomasi, dukungan internasional yang diperoleh suatu negara, kemampuan untuk menarik investor asing, kemampuan untuk melakukan inovasi teknologi, dan lain-lain. Keohane bahkan sangat meragukan kemampuan negara hegemonik untuk mendiktekan kemauannya di dalam rezim moneter maupun perdagangan internasional. Sejak pertengahan dekade 1970-an AS tampak semakin kewalahan dalam upaya untuk mempertahankan peran “kepemimpinannya” dalam menyelesaikan pelbagai krisis moneter yang dialami negara-negara berkembang, terutama di Amerika Latin dan Afrika Keohane, 1984. Di dalam perdagangan internasional pun dominasi AS semakin menurun, terbukti ketika pada awal dekade 1970-an negara ini tidak mampu menjaga kestabilan dunia akibat aksi embargo minyak yang dilancarkan oleh negara-negara anggota OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries. Di dalam forum GATT pun peran AS semakin menurun, terutama ketika banyak permintaan negara-negara anggota EC European Community yang lebih diakomodasi di dalam peraturanperaturan GATT. Demikianlah bahasan kami tentang kekuasaan dalam ekonomi internasional. Semoga ada manfaatnya dan sampai jumpa lagi dengan
- Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini POLITIK dan kekuasaan power menjadi dua sisi mata uang yang saling berdekatan dan tidak terpisahkan satu sama lain. Keduanya juga menyentuh ke aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Oxford Dictionary mendefinisikan politik sebagai upaya mendapatkan dan menggunakan kekuasaan dalam kehidupan publik serta upaya mempengaruhi berbagai keputusan yang berdampak pada suatu negara atau kekuasaan power merujuk kepada kewenangan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Max Weber memaknai kekuasaan sebagai sarana bagi seseorang untuk mencapai keinginannya. Pemikiran serupa juga dikatakan Friedrich Nietzsche bahwa pada dasarnya manusia memiliki hasrat untuk berkuasa, umumnya diperoleh dengan jalan menguasai atau mempengaruhi orang lain. Dalam konteks perebutan kekuasaan, konflik antarindividu maupun kelompok sangat mungkin terjadi karena menurut Thomas Hobbes manusia secara alamiah bisa menjadi "serigala" bagi sesamanya homo homini lupus.Untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, manusia akan melakukan apa pun sekalipun ia harus menyakiti manusia lainnya. Kekerasan dalam balutan politik dan kekuasaan Di setiap level kehidupan sosial, kekuasaan sama halnya seperti barang berharga yang diinginkan sekaligus dipertahankan secara mati-matian oleh pemiliknya. Dalam konteks politik negara misalnya, kita bisa melihat contoh kudeta Angkatan Militer Myanmar atau Tatmadaw yang berupaya menjungkal pemerintahan sah yang terbentuk melalui proses demokratis. Kudeta militer yang menyebabkan setidaknya lebih dari 400 warga sipil terbunuh ini terjadi karena Tatmadaw sebagai kekuatan militer sekaligus kekuataan politik yang mendominasi struktur pemerintahan berupaya mempertahankan kekuasaannya yang telah langgeng selama kurun waktu 70 tahun pascakolonialisme Myanmar. Demi menjaga totalitas kekuasaannya, Tatmadaw juga melakukan operasi militer yang bersifat koersif dan penuh teror. Salah satunya adalah pembantaian terhadap kelompok minoritas etnis Rohingya selama kurun waktu satu dekade. Tag Rekomendasi untuk anda Powered by Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda. Terkini Lainnya LBsxrtcmX9SxXlPBa04450i class="articlNdonesigfTN"/>,113_ti=ECpdn Utuk memberikan komentar! ela /,113_ti=E20d" d__s=^\\]TT+/g, ce'0d" de' datdiv>,11s800 WIB = una000 WL ge__daf"Rab", "Kam", "BsxrtcmX9SxXlPB88kg9EL2Vo=/00 WL ge__daf"Raf" ,113_ti=E20d" data['article_url'] = artHn { // vatD,a" oodivs// pBa+94 ssee__list__title"> "article__list__tit"ia00365/"soaubti'=fref="httpGg keftCckt"ia00365/"soaubtieran ohliNpen iNass="article_kn> ,113_ti=E20d" data['article_url'] = artHn { // vatD,a" oodivs// pBa+94xarticle__date">16/06/2023, 1800 WIB e-i class=are2nlpcle__list__tit"ia00365/"soaubp$anjat-t 0ass=are2 class="cleg ku-=are2 class="cle/0x07E_knisbdpiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,>16/06/2023, 1800 WIBe-i class=are2nlpcle__list__ti; iv>
Mahasiswa/Alumni Universitas Sriwijaya28 Oktober 2021 2108Hai Anisa, saya bantu jawab ya Motif ekonomi adalah alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi antara lain 1. Motif memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa. 2. Motif mencapai kemakmuran Manusia memiliki kecenderungan untuk mencapai kemapanan dalam hidupnya sukses dan kaya. 3. Motif memperoleh kekuasaan Seorang pridusen melakukan perluasan pasar agar mampu menguasai pangsa pasar untuk jenis produknya. Misalnya dengan mendirikan anak perusahaan di daerah lain. 4 Motif dapat berbuat sosial Tidak semua manusia melakukan tindakan ekonomi untuk mencapai kemakmuran diri sendiri, ada juga manusia yang melakukan tindakan ekononi untuk berbuat sosial. Contoh konser amal, program bantuan orang tua asuh, membantu korban bencana alam, dsb. 5. Motif memperoleh penghargaan Ada beberapa kalangan masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi bukan untuk memebuhi kebutuhan sewajarnya tapi untuk menunjukkan status sosialnya dari barang-barang yang dimilikinya pamer atau gengsi. Oleh karena itu, jawaban C Semoga membantu
Jawaban paling baik bagi pertanyaan kamu Jawaban 1 melakukan distribusi menyalurkan barang dan/atau jasa kepada konsumen sehingga jarak antara pihak perusahaan dapat melakukan transaksi yang lebih dekat2 melakukan promosi sebagai tempat mengenalkan produk atau yang lainnya yang telah dihasilkan oleh pihak Mengembangkan, meningkatkan, dan memperluas atau mungkin perusahaan dapat melakukan persaingan tidak sempurna seperti melakukan monopoli,oligopoli,monopsoni,dan monopolistiksemoga membantu 🙂 BangkuTaman Indonesia DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMaju Demikian ulasan mengenai tanya-jawab yang udah kami rangkumkan didalam kategori pendidikan. Semoga saja informasi yang BangkuTaman bagikan bisa menolong teman-teman di dalam meningkatkan wawasan ataupun referensi. Jika teman-teman tertarik untuk mendapatkan informasi paling baru lainnya, silahkan ikuti Google News kami.
upaya sebuah perusahaan untuk mencari kekuasaan ekonomi adalah